Minggu, 25 September 2011

Berbicaralah, meski (sedikit) menyakitkan.

Sadar atau tidak, kejujuran adalah salah satu hal yang paling menyakitkan. Dan karena itulah mungkin banyak orang tidak lekas jujur selepas mereka melakukan kesalahan. Kenapa? Karena mereka khawatir kesalahan mereka itu akan merunyamkan suasana atau paling tidak akan membawa mereka untuk mereguk pahitnya sebuah punishment atau hukuman.

Beberapa hari lalu dengan tiba-tiba seorang sahabat saya mengirimi saya sebuah pesan singkat, dimana saat membukanya saya langsir kira-kira panjangnya 3-4 halaman. Tapi saya tidak langsung mmbalasnya, takut, kalau-kalau saya malah salah ucap maka saya menundanya hingga beberapa jam kemudian.
Inti dari pesan singkatnya itu sangat mengejutkan saya, dengan tiba-tiba ia mengungkapkan "perasaannya" selama ini kepada saya, menggelitik sekaligus membuat dada saya sesak seketika. Disinilah saya membuktikan teori yang saya buat diatas, betapa menyakitkan sebuah kejujuran.
Tidak ada yang salah dari kata-katanya, tidak ada yang perlu saya sesali atau bahkan saya benci dari pesan singkatnya itu. Bahkan saya berterimakasih, betapa dia rela mempertaruhkan ke-ego-annya, bertarung dengan perasaannya untuk kemudian menyatakan (saya rasa tidak semua) isi hatinya selama ini dan kemudian menyadarkan saya, betapa hidup tidak akan pernah bisa berdiri sendiri, saling membutuhkan satu sama lain, simbiosis. (meski simbiosis parasitisme sekalipun!. Mestinya memang setiap pribadi berani berbuat seperti ini, mengungkapkan segala yang dirasa untuk orang lain, demi sebuah perubahan kearah yang lebih baik. Ah, tapi saya belum bisa dengan jujur menyatakan segala "unek-unek" yang saya rasa terhadap orang-orang sekitar saya. Semoga nanti, suatu saat nanti. Tunggu saja :)


Terimakasih Rini, dari pemikiran dan keberanian mu untuk melakukan langkah besar ini, saya rasa sekarang kamu sudah berubah, bukan Rini yang kekanak-kanakan lagi, tapi Rini yang (agak) dewasa. Semoga seterusnya menjadi Rini yang lebih baik. :)

Berikut akan saya kenalkan sahabat saya ini, Rini Dwi Primasari. (Maaf dengan sengaja saya mencoret nama tengahmu itu).



-diahsetiawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar