Senin, 02 Juli 2012

Selamat Menempuh kehidupan yg baru, Vis :)

Kemarin, 1 Juli 2012 lagi-lagi saya menyaksikan sebuah peristiwa sakral yg menjadi impian setiap orang didunia ini, pernikahan. Kali ini sahabat dekat saya, Fitri Savistasari, sahabat sejak masih duduk dibangku kls X SMA dulu, persahabatan yg dimulai dengan hal yg sangat sederhana, hanya karna bintang kita sama-sama taurus! 
Waktu bergulir, mengkisahkan banyak hal diantara kita, saling berbagi cerita mulai cinta hingga hal yg sangat pribadi. Selepas lulus SMA pun kami masih dekat, meski tak sedekat dahulu, keadaan memang sudah berbeda. Hingga satu waktu beberapa bulan lalu kabar baik pun datang, sebuah pernikahan akan digelar ditengah tahun ini, dan kemarin semua benar-benar terjadi. Alhamdulillah, saya turut bahagia, Vista yg selama kami bersama tidak pernah sekalipun berpacaran kini telah resmi menjadi seorang istri.
Semoga kamu bahagia selalu selalu dengannya Vis, pria pilihan hati mu, pria yang Tuhan kirim untuk menyempurnakan hidupmu. Doakan aku agar lekas menyusulmu, bertemu pria yang akan menjadi imam untuk hidupku kelak :)

Sabtu, 19 November 2011

Mu, Kamu!

Malam ini entah yang keberapa kalinya aku ingin menulis tentang mu. Apa saja tentang mu. Mulai dari ujung rambut sampai ujung jempolmu ingin aku tuliskan dalam kata-kata. Sebut saja hasil tulisanku nanti adalah sebuah gombalan, tapi bukan gombalan belaka, ini akan menjadi gombalan yang paling jujur, karna pada kenyataannya setiap inchi dari dirimu adalah sesuatu yang begitu "seni", yang ingin aku lukis dalam kata-kata.

Padahal aku ini wanita ya Bung, tapi kenapa aku begitu berani ya mengumbar gombalan. Tapi yasudahlah, demi membela diri aku sebut ini adalah emansipasi, emansipasi wanita untuk menyamakan haknya dengan para pria, slh satunya adalah hak untuk menggombal.

Bung, kamu jangan takut dulu, khusus malam ini aku belum akan memulai gombalanku, baru nanti, suatu hari nanti.
Malam ini aku baru ingin berbagi pada dunia, betapa ahirnya aku bisa lagi mendengar suara nada pesan singkat yang khusus aku siapkan untuk mu di handphone ku.Ya, setelah sekian lama, akhirnya kita smsan!
Tidak banyak, tapi itu sukses membuat ku girang bukan kepalang :D

Untold

Ahir-ahir ini saya sedang banyak pikiran, banyak sekali, sampai membuat wajah saya terlihat semakin tua karena terlalu byk mikir.
Kalo ditanya apa yang sedang saya pikirkan, mungkin justru saya akan menjawab "tidak tau". Apa mungkin  itu adalah salah satu indikasi org yang terlalu byk fikiran? Terlalu riwet isi otaknya sampai tidak mampu menguraikan.

Yang saya butuhkan sekarang hanya seseorang yang mampu membantu saya mengurai keriwetan itu, membantu saya mengurainya satu persatu, mungkin bahkan membantu saya memilinnya.
Tapi kemudian sekarang malah muncul fikiran baru, siapakah orang itu?

Sabtu, 01 Oktober 2011

Mampukah kita?

Mampukah kita bertahan pada pilihan yang telah kita pilih? Pilihan yang telah membawa kita pada jalan ini, jalan yang begitu panjang, dan belum juga kita temukan ujungnya.
Ini bukan perkara mudah, bagiku khususnya. Kita sama-sama mengetahui, ini bukan jalan yang aku pilih untuk kita, ini bukan mau ku! Tapi aku menerima saja bukan ? Masihkah aku kurang cukup baik untuk mu? Aku bahkan menerima saja tanpa berani sedikitpun menentang mu, kamu tau kenapa? Aku rasa kamu tau, dan aku tidak perlu mengatakannya, hal yang sangat pribadi bukan?
Mampukah kita bertahan pada pilihan ini? Ternyata kita, oh maaf, maksudku kamu, mampu bertahan pada pilihan itu. Tapi tidak untukku. Aku mengutukinya. Sumpah! Aku mengutukinya setiap malam, berharap Tuhan mengutukmu, mengutukmu untuk kemudian membuat mu mencintai ku (mungkin) seperti dulu lagi. Tapi aku malah bertanya balik pada diriku, memang kamu pernah mencintaiku? Sedikit saja, sedikit, supaya aku bisa berharap.
Ah, sudahlah, nampaknya kau tidak pernah mencintaiku, buktinya Tuhan diam dan toh sampai sekarang tidak terjadi apa-apa pada kita, sekarang, dulu, dan semoga tidak nanti.
Tapi boleh kah aku tetap pada pilihan ku (ini murni pilihanku), bolehkah aku tetap mencitaimu? Mencintaimu dalam diam,  mencintaimu diam-diam, karena hampir setiap hari aku diam-diam membuka halaman Facebook mu, diam-diam mencuri foto mu untuk aku simpan di Laptop kesayanganku, diam-diam membenci semua wanita yang dengan genit muncul di laman Facebook mu, dan (maaf) aku diam-diam merindukanmu, merindukanmu setiap hari, dua kali sehari, setiap aku menarik nafas kemudian menghembuskannya.
Adil bukan?
-diahsetiawati

Minggu, 25 September 2011

Rutin-itas

Setiap hari, Senin sampai Sabtu saya selalu bangun pukul 4. 35 WIB, lalu mandi, shalat, menyetrika baju, sarapan, dandan, lalu pamit kepada ibu untuk berangkat kerja. Setiap hari, sudah menjadi rutinitas selama 2 minggu ini.

Sampai kantor saya absen, menuju lantai loker di lantai 5, ganti baju, menyiapkan yang harus dibawa ke ruangan, menuju ruang perawatan/poliklinik, memperkenalkan diri kepada kepala ruangan, bantu-bantu senior, duduk manis dipojokan baca SPO dan terkadang lihat-lihat senior melakukan tindakan, jam 12 ijin istirahat langsung menuju pantry, makan, leha-leha, shalat, balik keruangan lagi, duduk manis dipojokan sambil baca SPO lagi, jam 3 pamit pulang, menuju loker, ganti baju, pulang kerumah. Setiap hari!

Apa saya bosan? Nampaknya belum, dan semoga tidak.

-diahsetiawati

Berbicaralah, meski (sedikit) menyakitkan.

Sadar atau tidak, kejujuran adalah salah satu hal yang paling menyakitkan. Dan karena itulah mungkin banyak orang tidak lekas jujur selepas mereka melakukan kesalahan. Kenapa? Karena mereka khawatir kesalahan mereka itu akan merunyamkan suasana atau paling tidak akan membawa mereka untuk mereguk pahitnya sebuah punishment atau hukuman.

Beberapa hari lalu dengan tiba-tiba seorang sahabat saya mengirimi saya sebuah pesan singkat, dimana saat membukanya saya langsir kira-kira panjangnya 3-4 halaman. Tapi saya tidak langsung mmbalasnya, takut, kalau-kalau saya malah salah ucap maka saya menundanya hingga beberapa jam kemudian.
Inti dari pesan singkatnya itu sangat mengejutkan saya, dengan tiba-tiba ia mengungkapkan "perasaannya" selama ini kepada saya, menggelitik sekaligus membuat dada saya sesak seketika. Disinilah saya membuktikan teori yang saya buat diatas, betapa menyakitkan sebuah kejujuran.
Tidak ada yang salah dari kata-katanya, tidak ada yang perlu saya sesali atau bahkan saya benci dari pesan singkatnya itu. Bahkan saya berterimakasih, betapa dia rela mempertaruhkan ke-ego-annya, bertarung dengan perasaannya untuk kemudian menyatakan (saya rasa tidak semua) isi hatinya selama ini dan kemudian menyadarkan saya, betapa hidup tidak akan pernah bisa berdiri sendiri, saling membutuhkan satu sama lain, simbiosis. (meski simbiosis parasitisme sekalipun!. Mestinya memang setiap pribadi berani berbuat seperti ini, mengungkapkan segala yang dirasa untuk orang lain, demi sebuah perubahan kearah yang lebih baik. Ah, tapi saya belum bisa dengan jujur menyatakan segala "unek-unek" yang saya rasa terhadap orang-orang sekitar saya. Semoga nanti, suatu saat nanti. Tunggu saja :)


Terimakasih Rini, dari pemikiran dan keberanian mu untuk melakukan langkah besar ini, saya rasa sekarang kamu sudah berubah, bukan Rini yang kekanak-kanakan lagi, tapi Rini yang (agak) dewasa. Semoga seterusnya menjadi Rini yang lebih baik. :)

Berikut akan saya kenalkan sahabat saya ini, Rini Dwi Primasari. (Maaf dengan sengaja saya mencoret nama tengahmu itu).



-diahsetiawati

Rabu, 24 Agustus 2011

No title.

Kenapa judul posting ini no Title?
Ya, karena otak saya tidak dapat menemukan suatu kata pun yang dapat menggambarkan perasaan saya 3 hari ini. Kacau. Stress. Cape. Seneng. 
Hari senin sukses banget dibuat galau seharian gara2 seorang teman, Clara, mengabarkan bahwa ia diterima kerja di sebuah RS yang memang sudah kami lewati tes penerimaan masuknya awal bulan ini, seharian saya uring-uringan karena sampai sore tak kunjung ditelfon, sampai pada jam 09.49 hari selasa pihak RS tersebut menelfon saya dan mengintruksikan saya untuk berkenan datang k RS tersebut pukul 13.00. Oke saya bersedia!
Singkat cerita, saya diterima masuk di RS tersebut, taken kontrak magang 3 bulan yang kalau lulus langsung kontrak 3 tahun. DEAL!
Tadinya bimbang. TIGA TAHUN? Tidak boleh ikut tes penerimaan PNS dan sekolah. Tapi yasudah, toh saya uda berdoa malam harinya, semoga RS tersebut yg terbaik untuk saya, saat ini.
Sampainya dirumah saya sukses dimarahi ibu, ah kacau lah pokonya, tapi saya berhasil meyakinkan ibu. Alhamdulillah :)
Sampai pagi tadi tiba2 nenek saya menelfon dan memberi tau ibu ttg recruitment RS P***I yang merekrut peringkat 10 besar lulusan angkatan saya.
Ah, jadilah ibu ngedumel seharian. Urusan jadi makin ribet, ibu jadi gag setuju lagi saya bekerja di RS swasta.
hmmm
hmmm
hmmm
Mumet!


-diahsetiawati